Yang ngefans sama Engfa, nonton film Thai satu ini pasti bakalan jadi benci sama dia. But, kalau dilihat dari sudut pandang dia, sebenernya Engfa as Mo difilm ini lumayan menyedihkan juga. Sayang bangat rasanya kalau liat Engfa jadi buta demi harta gini.
Yes, this is a BL film yang katanya sih sedih ya. Meskipun aku nontonnya biasa aja, dari segi alur sih sebenernya menyedihkan. Kalau kalian sempat nonton “1448 love among us (2014)”, maka alur film ini gak jauh – jauh dari sana juga.
Airing pada August 22, 2024 dengan durasi 125 menit, film ini membahas tentang bagaimana pernikahan LGBT di Thai masih belum diakui dan tidak bisa mendapatkan hak seperti pasangan normal lainnya. Akibatnya ? Pasangannya harus meninggal karena para dokter menolak melakukan operasi / tindakan tanpa adanya persetujuan keluarga pasien.
Meskipun pernikahan LGBT sudah legal di Thailand saat ini, nonton ketidak adilan seperti ini tetap saja menyakitkan ya. Apalagi kalau akibat dari diskriminasi tersebut membuat kita harus kehilangan orang yang kita sayangi, begitu juga dengan harta yang dicari bersama.
Menceritakan Sek dan Thongkam yang bekerja keras untuk bisa membeli lahan durian. Surat pembelian lahan dan tanah semua dibuat atas nama Sek. Ironisnya, ketika kecelakaan terjad dan Sek tidak bisa ditangani tepat waktu, Sek meninggal dan kini lahannya harus berpindah tangan.
Karena legabilitas LGBT belum diakui, Thongkam yang menikah dengan Sek tidak bisa mendapatkan apapun, dan seluruh lahan yang mereka kerjaka jatuh ketangan ibu Sek dan istri tidak sahnya, Mo.
Jadi bisa bayangin dong ya, ketika kita sudah kehilangan orang yang kita sayangi, harus juga kehilangan usaha yang selama ini diperjuangkan berdua. Film ini gak jauh – jauh dari sana sih.
Ditambah dengan plot twist yang bikin semua main role is victim dari versi masing – masing, ending cliff hanger film ini agak menyebalkan but overall this one is good and sad.
