I think, I meet my end.
Aku selalu berharap bisa memperbaiki keadaan, tapi kenyataan yang ada, aku malah semakin hancur, sampai aku tidak tahu lagi harus bagaimana.
Aku membenci kehidupanku, aku membenci semua yang ada padaku.
Aku berteriak meminta pertolongan, dan aku tidak menemukannya.
I guess, this is the end.
Dari sekian banyak orang, ternyata aku tidak memiliki siapapun. Semakin aku berusaha keluar, aku malah semakin jatuh makin dalam. Ketika aku mengharapkan seseorang datang dan memberikanku tangga untuk bisa naik keatas, aku tidak menemukan siapapun.
I trust in God, I really am.
But, I think God may be mad at me because I am stupid enough, again and again and again.
Now I dont see any hope anymore, I live in guilt, I am ashame. People talking behind me, some of them may say a rude word and laugh behind me too.
Pada akhirnya, aku mencapai titik akhir dari pertahananku. Aku tidak ingin menambah beban siapapun lagi, well, walaupun faktanya aku tidak memiliki siapapun. Mungkin, dengan mengakhiri semuanya, aku tidak perlu merasakan lelah yang begini. Disiksa dineraka karena keputusan yang dibuat ?
I think I can endure it, am I ?
Life is wonderful, life is beautiful.
Until it wasnt anymore…
Apakah cerita hari ini merupakan code aku akan mengakhiri hidupku ?
Aku tidak tahu, tapi.. aku sungguh lelah, sangat lelah sampai aku tidak tahu harus bagaimana lagi.
Aku tidak tahu kenapa hidupku menjadi begini, apakah ini juga bagian dari rencana Tuhan ?
Sepertinya tidak, bukan seperti ini, tapi aku yang membuat hidupku menjadi begini.
Aku tidak ingin menyalahkan siapapun, karena aku tahu semuanya adalah kesalahan diri sendiri.
Tidak peduli seberapa banyak Tuhan melindungiku disaat aku merasa tidak ada harapan, aku tetap saja kembali melakukan kesalahan yang sama, again dan again and again.
Aku hanya memiliki papa dan mama, yang tentu sudah senja dan jelas aku kecewakan dengan sangat mendalam.
Aku memiliki seorang abang, yang juga begitu banyak aku kecewakan, sampai aku tidak ingin merepotkannya lebih dari yang sudah ada.
Selebihnya ? Aku ternyata tidak memiliki siapapun, kecuali Tuhan yang masih membuatku kuat.
Tapi, aku sudah mencapai titik dimana aku ingin mengakhiri hidupku.
Setiap kali aku memandangi mamaku, yang sudah tua dan tersenyum, hatiku hancur.
Aku banyak menyia – yiakan waktuku untuk bersamanya, lebih mementingkan temanku, dan sekarang lihat, siapa yang masih setia menemaniku ?
Walaupun dia sudah tidak paham, ketika aku bercerita akan masalahku, dia selalu ingin membantuku, terlepas dari kemampuannya, dia tidak pernah menolakku, membenciku, kecewa padaku. Dia begitu sayang padaku.
Aku tidak bisa memutar kembali waktu, aku juga tidak bisa memperbaiki kesalahanku. Aku bersyukur Tuhan memberikanku kesempatan untuk bisa melihatnya kembali sehat, walaupun tidak seperti sebelumnya, dan aku hanyalah anak yang mungkin tidak akan bisa membuatnya bangga.
Aku tidak ingin menambah kekecewaan untuknya, aku ingin membanggakannya, namun aku sendiri tidak bisa menolong diriku.
Pada akhirnya, aku hanyalah manusia yang tidak berdaya, dan hanya bisa terus mengecewakan.
Aku kehilangan harga diri, aku berusaha bangkit namun kenyataannya aku hanya terpuruk semakin dalam. Dan sekarang aku berada dilubang kegelapan, yang bahkan cahaya setitikpun tidak kumiliki.
Tidak ada yang mengulurkan tangga, dan tidak ada cahaya kehidupan dalam diriku lagi.
Tuhan, terimakasih atas setiap kesempatan yang terus menerus diberikan padaku hingga hari ini. Ampuni aku atas setiap kesalahanku, dan akan keputusanku. Lindungi keluargaku, dan bantu mereka melewati setiap kesulitan mereka dimasa depan ketika aku sudah tidak ada.
I just want a way out, and now I know its time for me to out.
Thank God to always listening and hold my hand until today.
I dont know what is gonna happen, I trust in you, and I know that when I cannot hold it any longer, you never late to help me. But, Maybe you’re tired of me already.
I am stupid enough for same mistake, and ..
I also tired of myself.